Senin, 06 Mei 2013

Wanita Menjadi Pusat Perhatian

WANITA YANG MENJADI PUSAT PERHATIAN 

     Paras yang cantik dan bentuk tubuh yang aduhai merupakan dambaan bagi hampir setiap wanita. Tidak jarang untuk mendapatkan dan mempertahankannya diikuti dengan pengorbanan yang luar biasa. Upaya diet ketat hingga pengeluaran jutaan rupiah dilakukan guna mendapatkan bentuk tubuh dan kecantikan yang diidamkan. Sejak jaman dahulu kala hingga sekarang, kecantikan yang dimiliki oleh wanita dianggap memiliki manfaat bagi dirinya, organisasi, hingga bangsa dan negaranya. Kecantikan dianggap sebagai aset yang sangat berharga.

     Dengan kecantikan, wanita bisa mendapatkan perlakuan yang istimewa ketimbang yang lain. Kadang perilaku diskriminasi ini dianggap berlebihan dan keterlaluan sehingga merugikan pihak lain, baik itu bagi laki-laki maupun sesama wanita. Terlepas dari itu semua, sang wanita yang merasa diutamakan pun terkesan menikmati segala perlakuan istimewa yang diberikan kepadanya.

     Perusahaan pun tidak mau kalah memanfaatkan wanita sebagai pagar ayu di barisan terdepannya. Wanita cantik dianggap penglaris untuk meningkatkan nilai penjualan. Bahkan sudah menjadi hal yang umum bahwa wanita ditempatkan duluan dalam suatu pendekatan maupun negosiasi, baru kemudian para petinggi perusahaan yang datang belakangan. Disadari atau tidak, kecantikan wanita dalam sebuah perusahaan dianggap sebagai aset sumber daya manusia di samping kecerdasan dan keahlian karyawan. Tidak heran ada sebagian perusahaan bahkan menyeragamkan cara merias dan berpenampilan bagi karyawan wanitanya.

     Kecantikan dapat pula dianggap sebagai senjata yang ampuh terutama jika peperangan terbuka tidak dapat dimenangkan. Lewat kecantikan panglima perang yang digdaya pun dapat takluk di bawah kaki wanita. Hal ini dapat kita dengar dalam sejarah Cleopatra yang mempertahankan bangsa Mesir dari jajahan Romawi. Karena sifatnya yang menyerang secara halus, wanita juga banyak dimanfaatkan sebagai mata-mata oleh suatu negara untuk mendapatkan informasi musuh. Dalam kasus ini, ranjang juga bisa menjadi medan perang. Tidak jarang hal ini juga diikuti dengan pembunuhan para petinggi negara melalui upaya yang terselubung. Cara ini lebih efektif karena hanya mengorbankan satu orang dibandingkan ratusan bahkan ribuan prajurit yang harus mati di medan perang hanya untuk membunuh pemimpin musuh. Sama seperti kasus terbunuhnya Attila dari bangsa Hun yang dulunya gagah perkasa menguasai daratan Eropa, tetapi harus mati ditangan seorang wanita di atas tempat tidurnya.

     Kecantikan yang dimiliki oleh seorang wanita ternyata juga memiliki sisi negatif bagi dirinya sendiri. Kecantikan wanita dalam sisi yang berbeda justru membuatnya menjadi obyek yang tidak dimanusiakan. Wanita dianggap sebagai barang dagangan yang bisa diperjualbelikan. Hal ini pula yang kemudian memunculkan maraknya perdagangan manusia. Wanita, seperti layaknya aset berharga, juga dianggap sebagai alat pembayaran yang sah untuk menutupi utang. Kecantikan yang dimiliki oleh wanita di tempat dan posisi yang salah justru akan menyengsarakan wanita itu sendiri.

     Salah satu cara untuk dapat lepas dari sisi negatif kecantikan adalah melalui pendidikan. Wanita yang cerdas tidak akan mau menerima kalau dirinya ditindas. Ia akan mencari cara lain untuk hidup mandiri tanpa harus tergantung dari kecantikannya. Bahkan lewat kepintarannya dia bisa memanfaatkan kecantikan untuk tujuan yang dia inginkan, bukan lagi kecantikan yang membuat dirinya dimanfaatkan. Pepatah wanita dijajah pria pun sudah tidak berlaku lagi bagi dirinya, justru dia yang kemudian menjajah pria. Pada akhirnya, kecerdikan dan kecantikan yang dimiliki oleh wanita bisa menjadi kombinasi yang sangat menakutkan jika niatnya buruk sedari awal. Wanita memang sudah diberkahi dengan sifat alami sebagai penggoda sejak jaman nabi Adam. Baik disadari atau tidak, keberadaan dirinya sendiri sudah merupakan pengalih perhatian laki-laki. Tidak perlu ia menjadi perayu yang ulung untuk dapat menaklukkan hati laki-laki. Kadang hanya duduk diam tanpa mengucap sepatah kata pun dapat membuat seorang laki-laki terpesona. Ini pula yang akhirnya membuat wanita cenderung dipersalahkan atas segala kekacauan yang terjadi, sekalipun sang wanita tersebut tidak ada maksud untuk melakukannya. Bahkan tidak jarang justru posisi mereka malah menjadi korban, tetapi tetap saja orang akan menganggap itu karena wanita, bukan karena hal lainnya. Wanita dianggap dapat merusak hubungan rumah tangga orang. Bahkan pemuka agama yang biasanya tahan terhadap berbagai godaan pun akhirnya dapat terbelit masalah wanita. Perkelahian antar kampung juga dapat terjadi hanya karena wanita. Maka tidak heran jika wanita dianggap menjadi racun dunia.

     Wanita pun dipersalahkan karena kecantikannya. Apakah benar kecantikan adalah dosa? Ada pepatah mengatakan bahwa kecantikan itu tergantung dari siapa yang memandangnya. Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena sang wanita pun masih memiliki pilihan untuk tampil cantik atau semrawut. Sehingga pandangan orang yang memandangnya juga ditentukan oleh bagaimana wanita tersebut berpenampilan. Akan menjadi dosa dan berbahaya ketika wanita tersebut berpenampilan cantik karena mempunyai niat jahat di dalamnya, untuk merebut suami orang misalnya. Tetapi jika ia berpenampilan cantik dan sopan tanpa ada niatan buruk, maka segala kejadian buruk yang akan terjadi tidak lantas disebabkan karena ulahnya. Tidak selayaknya ia dipersalahkan hanya karena ia berkelamin wanita dan kebetulan berpenampilan cantik.

     Kecantikan bukanlah sebuah dosa melainkan berkah dari Ilahi jika ia mampu merawatnya dan tidak digunakan untuk sesuatu yang buruk. Kecantikan selayaknya harus dihargai sebagai usaha kerja keras dari wanita tersebut untuk tampil cantik. Dibaliknya ada usaha tak kenal lelah baik itu tenaga maupun biaya untuk tetap tampil cantik sehingga enak dipandang. Di sisi lain, kecantikan yang disertai dengan niatan yang buruk dapat mempunyai efek seperti racun yang merusak. Kalau wanita tidak suka dimadu, tentunya laki-laki juga tidak suka kalau diracun.

     Wanita dengan segala kelebihan dan kekurangannya dapat menjadi siapa pun tergantung dari niatnya sendiri. Ia dapat menjadi racun dunia yang mampu meluluhlantahkan keluarga, masyarakat, hingga suatu negara. Ia bisa pula memilih untuk menjadi seorang ibu yang dihormati dan dimuliakan oleh banyak orang. Yang kelembutan dan kecantikannya bisa berkilauan melebihi keindahan permata yang ada di seluruh dunia. Hingga surga yang sejati pun terletak di bawah telapak kakinya, bukan lagi di kemaluannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar